Senin, 18 Maret 2013

fatamorgana

Fatamorgana

Gelap malam penuh kesunyian

Membuka pintu-pintu ilusi

Menyibak tirai-tirai kegalauan

saat perjalanan adalah perasaan

hati gelisa menjadi tumpuan

perlahan-lahan rasio menjauh

Akalpun pergi tanpa berpesan

saat kusadari semuanya

Aku terbujur kaku di negeri khalayan

harap akan fatamorgana

Senin, 04 Maret 2013

bencilah aku

<font face="Curlz MT"bencilah aku Kini malam telah larut, rembulan pun kian redup akan tetapi kita masih bercengkerama dalam canda Sesekali suara jangkrik dan katak bersahutan menghibur dalam lara di sela-sela tawa kau sisipkan pula guyonan mesra lewat tirakat yang manja

Aku sungguh nikmati dan nyatanya malam kian rebah Di pelataran fajar, sayup-sayup mentari pun bersinar..

Selasa, 19 Februari 2013

Hening



hening.....
tak ada desir angin
hanya dingin yang mengelus miang hati
ada setitik kelip bintang sepintas menyembul
dari gelapn mendung yang bermain bersama kelelawar

tak lagi mampu kugambarkan pelangi
yang sore tadi bercengkerama di birunya langit
bersama awan putih yang kujadikan alas tidurku

lantas masih adakah esok
yang janjikan seminya pucuk daun jati yang lama kering?

Sabtu, 16 Februari 2013

senja

 
 
Senja…
Aku suka sekali dengan kata itu. Bukan Cuma kata-nya, realisnya juga aku suka banget. Bagiku saat paling damai ya tentu saja senja. Saat mega jingga menutup tirai harinya dan menyibak tirai malam, rasanya indah banget…
Datangnya senja mengakhiri semua aktifitas, datangnya senja menghentikan hiruk pikuk keduniawian, datangnya senja membuat orang berucap “Alhamdulillah” akan hari lelah yang telah dilaluinya, datangnya senja menyatukan hati yang terpisah oleh tuntutan pekerjaan, yang jelas datangnya senja sangat berarti terutama bagiku…
Segala sesuatu yang berhubungan dengan senja, sangat menarik hatiku untuk berekspresi lewat apapun itu, terutama tulisan. Sangat memberi inspirasi…
Senja, Langit, sore, lembayung, jingga, cakrawala, sunset… dan semua tentang sang senja….. menyenangkan!!!!

tak bosan

aqu tak pernah bosan setiap waktu mengejarmu di ujung cakrawala sinar sang surya tenggelam

Kamis, 14 Februari 2013

rembulan mengapung diberanda matamu

Adakah Kilau Rembulan

Yang Mengapung indah di beranda matamu
adalah sebuah ruang renung untuk memahami lebih dalam
setiap desir luka, serpih tawa, isak tangis, jerit rindu dan keping
kecewa
yang memantul pelan dari dinding hatimu?

Kenangan yang telah dipahat rapi di sepanjang jejak waktu
tak ubahnya seperti gugusan awan bersama selarik bianglala
yang berbaris sepanjang garis cahaya mentari
serta kepak camar riang membelah langit

Harapku, semoga, langkah pasti yang kau tapak kedepan
memberi makna di taman jiwa
bersama selaksa kembang dan kepak kupu‐dan kilau rembulan di beranda matamu
yang membasuh perih, melerai gulita
senantiasa hadir dan mengalir
tanpa henti
di sepanjang selasar hidupmukupu bersayap cemerlang
pada setiap dentang usia
seraya melukis potongan kisahnya di kanvas batin



purnama terisak dipucuk malam

Purnama yang mengapung di rangka langit malam ini
seperti bercerita
tentang sebuah kehilangan yang pedih
dan jejak‐jejak luka yang tertinggal
pada sepanjang bias cahaya lembutnya

Purnama yang menggigil di kelam malam
adalah pilu kegetiran yang kau sematkan pelan‐pelan
pada rerumputan pekarangan
dimana embun dini hari
menyesapnya dalam‐dalam, lalu membawanya pergi
seiring terik mentari esok pagi

Purnama yang menangis terisak di pucuk malam ini
mengantar segala nyanyian duka dan airmatamu
mengalir di sepanjang sungai kenangan
menuju muara yang jauh
dimana, katamu dengan lidah kelu,
“Aku tak tahu, apakah disana segalanya kelak
menjadi hangat mendamaikan
atau malah menjadi hangus tak bersisa”